Sumber: peataholidays.com |
A. Selayang Pandang
Gili
Trawangan merupakan satu dari tiga pulau yang ada di Lombok, Nusa
Tenggara Barat, selain Gili Meno, dan Gili Air. Dari ketiga pulau di
sebelah barat laut Pulau Lombok ini, Gili Trawangan merupakan pulau
terbesar dan memiliki ketinggian lebih di atas permukaan air laut
dibanding dua pulau lainnya. Gili menurut bahasa setempat berarti pulau.
Gili
Trawangan mempunyai luas sekitar 360 hektar dengan panjang 3 km dan
lebar 2 km. Pulau yang dihuni setidaknya 800 jiwa ini merupakan objek
wisata bahari yang cukup terkenal hingga mancanegara. Tidak
mengherankan jika setiap tahunnya, pulau ini dikunjungi oleh ribuan
wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Sebelum
menjadi tempat tujuan wisata, Gili Trawangan merupakan pulau sepi yang
tak terlalu dikenal oleh masyarakat. Menurut cerita masyarakat
setempat, pulau ini merupakan tempat pembuangan narapidana politik yang
terlibat PKI (Partai Komunis Indonesia) pada masa Pemerintahan Orde
Baru dan tempat pembuangan pemberontak Sasak yang berusaha melawan
kekuasaan raja di daerah Lombok. Baru sekitar tahun 1970-an, pulau ini
dikunjungi oleh para nelayan dari Bajau dan Bugis, suku perantau asal
Sulawesi Selatan. Sejak saat itulah pulau ini dihuni oleh sebagian
besar Suku Bajau, Bugis, dan sedikit suku Sasak.
Pada
tahun 1974 hingga tahun 1976, beberapa masyarakat yang menghuni Gili
Trawangan mulai menanam pohon Kelapa di kawasan sebelah timur dan utara
pulau. Beberapa tahun setelahnya, perhatian pemerintah setempat
terhadap kawasan Gili Trawangan mulai kelihatan. Puncaknya, pada bulan
Maret 1990, Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan studi teknis
yang dijalankan oleh Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Dari
studi tadi, Pemerintah NTB menetapkan kebijakan tata ruang Pulau
Trawangan sebagai kawasan sarana rekreasi bahari. Dengan kondisi
lingkungan alami yang dipenuhi dengan jajaran pohon-pohon cemara,
kelapa, akasia, dikelilingi hamparan pasir putih di pinggir pantai, dan
dihiasi oleh keanekaragaman biota yang menyebar di karang lautnya,
Gili Trawangan tentu menawarkan keindahan pesona alam bagi para
wisatawan yang mengunjunginya.
B. Keistimewaan
B. Keistimewaan
Mengunjungi Gili Trawangan
sungguh seperti mengunjungi pulau yang masih perawan. Pulau ini seolah
menyambut kedatangan tamunya dengan menawarkan eksotisme sebuah pulau
alami, lengkap dengan panorama keindahannya. Deretan pasir pantai yang
lembut dan airnya yang masih jernih seolah menegaskan dan memastikan
bahwa pengunjung akan dibuat betah tinggal di sini. Tak hanya itu, lihat
saja deretan pohon-pohon cemara, akasia, dan kelapa yang juga ikut
memperindah, sekaligus meneduhi jalanan tanah yang mengelilingi pulau.
Di bawah pohon-pohon tersebut terdapat jajaran tempat duduk yang
tertata secara rapi.
Saat
pertama menjejakkan kaki di pulau, wisatawan akan segera disuguhi
suasana tenang. Tak ada hiruk-pikuk suara manusia, seperti layaknya
tempat wisata pada umumnya. Yang ada hanya suara lirih para wisatawan
yang asik dengan aktivitas wisatanya sendiri. Lebih masuk lagi,
wisatawan akan melihat jajaran penginapan penduduk, losmen, kafe,
motel, dan hotel. Di tempat inilah para wisatawan beristirahat dan
memulai jelajah wisatanya. Jika di obyek wisata lain, wisatawan acap
kali diburu-buru oleh pedagang asongan dan cenderamata, maka tak usah
khawatir hal itu terjadi di pulau ini. Itulah suasana keseharian Gili
Trawangan yang memang telah terbiasa menjaga kenyamanan para turis.
Selain
menikmati lingkungan alami, ada banyak ragam aktivitas wisata yang
bisa dilakukan di pulau ini, seperti berenang, berolahraga ringan, dan
berjemur di pinggir pantai. Kalau belum puas, wisatawan juga dapat
melakukan kegiatan lain yang lebih menantang seperti berselancar,
menyelam (diving), bermain kayak (perahu kecil), dan snorkling. Bagi para pengunjung yang senang dengan kegiatan diving dan snorkling,
Gili Trawangan menyajikan pemandangan bawah laut yang sungguh
mengagumkan. Saat menyelam, wisatawan akan menemukan berbagai jenis
karang dengan berbagai bentuknya. Semakin dalam wisatawan menyelam,
mereka akan bertemu dengan bermacam ikan, seperti kerapu, kepiting
laut, belut laut, hiu, dan lain-lain. Tak perlu takut dengan jenis hiu
yang ada di pantai atau laut di sini, karena ikan itu tak termasuk kategori hiu pemangsa.
Kalau
wisatawan tak cukup berani menyelam lebih dalam, cukuplah menikmati
terumbu-terumbu karang yang berada di kawasan pinggir pantai. Di
terumbu karang pinggir ini turis juga dapat menemui beberapa jenis
ikan-ikan hias yang berseliweran di pinggir karang dan juga kerang dan
koral yang berwarna biru, yang konon katanya, hanya ditemui di perairan
Karibia.
Setelah
puas menikmati suasana pantai dan taman lautnya, turis juga dapat
berkeliling pulau dengan menggunakan Cidomo maupun sepeda. Cidomo
adalah alat transportasi tradisional khas Lombok yang ditarik oleh
seekor kuda, mungkin seperti kendaraan Andong di Yogyakarta (Jawa).
Memang, di Gili Trawangan tidak terdapat kendaraan bermotor (darat),
karena tidak diizinkan oleh pemerintah setempat. Wisatawan yang
menggunakan Cidomo dikenai tarif Rp 5.000—10.000 per orang (September
2008).
Dibanding
Gili Meno dan Gili Air, Gili Trawangan relatif lebih diminati oleh
wisatawan, karena menawarkan fasilitas rekreasi yang lebih lengkap.
Banyaknya kunjungan wisatawan menyebabkan Gili Trawangan terkenal
dengan nuansa “pesta malam hari”-nya. Suasana ramai kumpulan orang
berpesta menjelang malam, menjadikan pulau ini menyimpan daya tarik
khasnya.
Sumber: wikimedia.org |
C. Lokasi
Gili Trawangan terletak di sebelah barat laut Pulau Lombok, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
D. Akses
Akses
menuju lokasi Gili Trawangan cukup mudah, karena telah tersedia dua
tempat yang menjadi titik keberangkatan kapal menuju Pulau Trawangan,
yakni Pantai Senggigi dan Pelabuhan Bangsal (dua-duanya masuk dalam
wilayah Lombok Utara). Dari Kota Mataram, Pantai Senggigi berjarak 11
kilometer, sedangkan Pelabuhan Bangsal berjarak 25 kilometer. Walaupun dapat berangkat dari Pantai Senggigi, yakni dengan menggunakan kapal Outrigger
(kira-kira memakan waktu 1 jam), perjalanan menuju Gili Trawangan pada
umumnya berangkat dari Pelabuhan Bangsal. Bangsal adalah sebuah
pelabuhan kecil yang terkenal sebagai titik keberangkatan utama menuju
Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Ada
dua alternatif jalan menuju Pelabuhan Bangsal dari Kota Mataram, yakni
melewati kawasan wisata Pantai Senggigi (jalur selatan), atau melewati
kawasan wisata Gunung Pusuk (jalur utara). Jika menempuh jalur selatan,
turis bisa menggunakan taksi dari Kota Mataram melewati bukit-bukit di
pinggir Pantai Senggigi hingga sampai ke Pelabuhan Bangsal. Perjalanan
ini kira-kira membutuhkan waktu 35 menit. Selain itu, jika wisatawan
lebih memilih melewati rute Gunung Pusuk (rutenya lebih dekat),
wisatawan dapat menggunakan jasa ojek, bemo, atau taksi. Saat melewati
kawasan ini, Anda pasti akan menemui monyet-monyet berkeliaran bebas di
jalan raya dan pohon sekitar gunung. Monyet-monyet ini memang sengaja
dilepas bebas di puncak gunung dan pinggir jalan di kawasan tersebut.
Bagi pengunjung yang berminat memberikan makan pada monyet-monyet ini,
disarankan untuk membawa kacang atau makanan ringan lain sebelum
memasuki kawasan Gunung Pusuk.
Sumber: wikimedia.org |
Begitu
sampai di Pelabuhan Bangsal, pengunjung akan disuguhi pemandangan
indah laut lepas dengan lanskap tiga pulau dalam jangkauan pandangan
mata, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Di sekitar
pelabuhan ini, wisatawan disarankan menitipkan kendaraannya, baik mobil
maupun motor (jika membawa kendaraan pribadi), sebelum menyeberang
menuju Gili Trawangan. Tarif penitipan/parkir kendaraan berkisar Rp
2.000—3.000 selama 24 jam (September 2008).
Untuk
menyeberang dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan, wisatawan
dapat menggunakan kapal penumpang umum dengan waktu tempuh kira-kira 45
menit dengan tarif sekitar Rp 10.000. Kalau tak mau berdesakan dengan
penumpang lain, wisatawan juga dapat menyewa kapal dengan tarif sekitar
Rp. 259.000, sekali jalan. Sesampai di (pulau) Gili Trawangan,
pengunjung akan disambut oleh Cidomo dan diantar menuju resort ataupun
hotel untuk menginap. Jika tak mau mengeluarkan uang, pengunjung dapat
berjalan menuju motel, hotel, maupun villa yang ingin dituju.
E. Harga Tiket
Wisatawan
yang berkunjung ke Gili Trawangan tidak dikenai biaya masuk, kecuali
biaya akomodasi dan fasilitas, seperti penginapan, sewa sepeda gayung,
sewa motor boat, sewa Cidomo, dan lain-lain.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di
Pulau Trawangan telah tersedia ratusan rumah penginapan baik itu
berupa hotel, motel, villa, maupun resort yang telah memenuhi standar
pelayanan internasional. Berbagai jenis rumah penginapan ini menawarkan
dan menyediakan beragam fasilitas, seperti kolam renang, toko suvenir
dan cenderamata, toko obat, tempat penyewaan sepeda dan Cidomo, tempat
voli pantai, pijat dan spa, kafe, bar, restauran, tempat laundry, peralatan olah raga air, money changer, Ruang TV Chanel Internasional, dan lain-lain.
Selain itu, bagi wisatawan yang memerlukan pemandu dalam kegiatan wisatanya, dapat menggunakan jasa seorang guide profesional untuk memandu aktivitasnya. Setelah selesai, turis cukup memberi tips yang pantas bagi pemandu tersebut.
Bagi
wisatawan domestik yang membawa ponsel/telpon genggam, tidak perlu
khawatir tak mendapatkan sinyal, karena di pulau ini telah berdiri tiga
menara BTS (Base Tranceiver Stasion) sebagai perangkat
menjembatani komunikasi pengguna jaringan ponsel menuju jaringan lain.
Di pulau ini juga terdapat pembangkit listrik tenaga diesel yang ada di
tengah pulau sebagai penyedia aliran listrik seluruh pulau.
No comments:
Post a Comment