Sunday, June 23, 2013

Gili Trawangan, 'Surga'-nya Para Pelancong

Sumber: peataholidays.com

A. Selayang Pandang

Gili Trawangan merupakan satu dari tiga pulau yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat, selain Gili Meno, dan Gili Air. Dari ketiga pulau di sebelah barat laut Pulau Lombok ini, Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dan memiliki ketinggian lebih di atas permukaan air laut dibanding dua pulau lainnya. Gili menurut bahasa setempat berarti pulau.
Gili Trawangan mempunyai luas sekitar 360 hektar dengan panjang 3 km dan lebar 2 km. Pulau yang dihuni setidaknya 800 jiwa ini merupakan objek wisata bahari yang cukup terkenal hingga mancanegara. Tidak mengherankan jika setiap tahunnya, pulau ini dikunjungi oleh ribuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Sebelum menjadi tempat tujuan wisata, Gili Trawangan merupakan pulau sepi yang tak terlalu dikenal oleh masyarakat. Menurut cerita masyarakat setempat, pulau ini merupakan tempat pembuangan narapidana politik yang terlibat PKI (Partai Komunis Indonesia) pada masa Pemerintahan Orde Baru dan tempat pembuangan pemberontak Sasak yang berusaha melawan kekuasaan raja di daerah Lombok. Baru sekitar tahun 1970-an, pulau ini dikunjungi oleh para nelayan dari Bajau dan Bugis, suku perantau asal Sulawesi Selatan. Sejak saat itulah pulau ini dihuni oleh sebagian besar Suku Bajau, Bugis, dan sedikit suku Sasak.
Pada tahun 1974 hingga tahun 1976, beberapa masyarakat yang menghuni Gili Trawangan mulai menanam pohon Kelapa di kawasan sebelah timur dan utara pulau. Beberapa tahun setelahnya, perhatian pemerintah setempat terhadap kawasan Gili Trawangan mulai kelihatan. Puncaknya, pada bulan Maret 1990, Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan studi teknis yang dijalankan oleh Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Dari studi tadi, Pemerintah NTB menetapkan kebijakan tata ruang Pulau Trawangan sebagai kawasan sarana rekreasi bahari. Dengan kondisi lingkungan alami yang dipenuhi dengan jajaran pohon-pohon cemara, kelapa, akasia, dikelilingi hamparan pasir putih di pinggir pantai, dan dihiasi oleh keanekaragaman biota yang menyebar di karang lautnya, Gili Trawangan tentu menawarkan keindahan pesona alam bagi para wisatawan yang mengunjunginya.  
B. Keistimewaan
Mengunjungi Gili Trawangan sungguh seperti mengunjungi pulau yang masih perawan. Pulau ini seolah menyambut kedatangan tamunya dengan menawarkan eksotisme sebuah pulau alami, lengkap dengan panorama keindahannya. Deretan pasir pantai yang lembut dan airnya yang masih jernih seolah menegaskan dan memastikan bahwa pengunjung akan dibuat betah tinggal di sini. Tak hanya itu, lihat saja deretan pohon-pohon cemara, akasia, dan kelapa yang juga ikut memperindah, sekaligus meneduhi jalanan tanah yang mengelilingi pulau. Di bawah pohon-pohon tersebut terdapat jajaran tempat duduk yang tertata secara rapi.
Saat pertama menjejakkan kaki di pulau, wisatawan akan segera disuguhi suasana tenang. Tak ada hiruk-pikuk suara manusia, seperti layaknya tempat wisata pada umumnya. Yang ada hanya suara lirih para wisatawan yang asik dengan aktivitas wisatanya sendiri. Lebih masuk lagi, wisatawan akan melihat jajaran penginapan penduduk, losmen, kafe, motel, dan hotel. Di tempat inilah para wisatawan beristirahat dan memulai jelajah wisatanya. Jika di obyek wisata lain, wisatawan acap kali diburu-buru oleh pedagang asongan dan cenderamata, maka tak usah khawatir hal itu terjadi di pulau ini. Itulah suasana keseharian Gili Trawangan yang memang telah terbiasa menjaga kenyamanan para turis.
Selain menikmati lingkungan alami, ada banyak ragam aktivitas wisata yang bisa dilakukan di pulau ini, seperti berenang, berolahraga ringan, dan berjemur di pinggir pantai. Kalau belum puas, wisatawan juga dapat melakukan kegiatan lain yang lebih menantang seperti berselancar, menyelam (diving), bermain kayak (perahu kecil), dan snorkling. Bagi para pengunjung yang senang dengan kegiatan diving dan snorkling, Gili Trawangan menyajikan pemandangan bawah laut yang sungguh mengagumkan. Saat menyelam, wisatawan akan menemukan berbagai jenis karang dengan berbagai bentuknya. Semakin dalam wisatawan menyelam, mereka akan bertemu dengan bermacam ikan, seperti kerapu, kepiting laut, belut laut, hiu, dan lain-lain. Tak perlu takut dengan jenis hiu yang ada di pantai atau laut di  sini, karena  ikan itu tak termasuk kategori hiu pemangsa.
Kalau wisatawan tak cukup berani menyelam lebih dalam, cukuplah menikmati terumbu-terumbu karang yang berada di kawasan pinggir pantai. Di terumbu karang pinggir ini turis juga dapat menemui beberapa jenis ikan-ikan hias yang berseliweran di pinggir karang dan juga kerang dan koral yang berwarna biru, yang konon katanya, hanya ditemui di perairan Karibia.
Setelah puas menikmati suasana pantai dan taman lautnya, turis juga dapat berkeliling pulau dengan menggunakan Cidomo maupun sepeda. Cidomo adalah alat transportasi tradisional khas Lombok yang ditarik oleh seekor kuda, mungkin seperti kendaraan Andong di Yogyakarta (Jawa). Memang, di Gili Trawangan tidak terdapat kendaraan bermotor (darat), karena tidak diizinkan oleh pemerintah setempat. Wisatawan yang menggunakan Cidomo dikenai tarif Rp 5.000—10.000 per orang (September 2008).
Dibanding Gili Meno dan Gili Air, Gili Trawangan relatif lebih diminati oleh wisatawan, karena menawarkan fasilitas rekreasi yang lebih lengkap. Banyaknya kunjungan wisatawan menyebabkan Gili Trawangan terkenal dengan nuansa “pesta malam hari”-nya. Suasana ramai kumpulan orang berpesta menjelang malam, menjadikan pulau ini menyimpan daya tarik khasnya.
Sumber: wikimedia.org

C. Lokasi

Gili Trawangan terletak di sebelah barat laut Pulau Lombok, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

D. Akses

Akses menuju lokasi Gili Trawangan cukup mudah, karena telah tersedia dua tempat yang menjadi titik keberangkatan kapal menuju Pulau Trawangan, yakni Pantai Senggigi dan Pelabuhan Bangsal (dua-duanya masuk dalam wilayah Lombok Utara). Dari Kota Mataram, Pantai Senggigi berjarak 11 kilometer, sedangkan Pelabuhan Bangsal berjarak 25 kilometer. Walaupun dapat berangkat dari Pantai Senggigi, yakni dengan menggunakan kapal Outrigger (kira-kira memakan waktu 1 jam), perjalanan menuju Gili Trawangan pada umumnya berangkat dari Pelabuhan Bangsal. Bangsal adalah sebuah pelabuhan kecil yang terkenal sebagai titik keberangkatan utama menuju Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Ada dua alternatif jalan menuju Pelabuhan Bangsal dari Kota Mataram, yakni melewati kawasan wisata Pantai Senggigi (jalur selatan), atau melewati kawasan wisata Gunung Pusuk (jalur utara). Jika menempuh jalur selatan, turis bisa menggunakan taksi dari Kota Mataram melewati bukit-bukit di pinggir Pantai Senggigi hingga sampai ke Pelabuhan Bangsal. Perjalanan ini kira-kira membutuhkan waktu 35 menit. Selain itu, jika wisatawan lebih memilih melewati rute Gunung Pusuk (rutenya lebih dekat), wisatawan dapat menggunakan jasa ojek, bemo, atau taksi. Saat melewati kawasan ini, Anda pasti akan menemui monyet-monyet berkeliaran bebas di jalan raya dan pohon sekitar gunung. Monyet-monyet ini memang sengaja dilepas bebas di puncak gunung dan pinggir jalan di kawasan tersebut. Bagi pengunjung yang berminat memberikan makan pada monyet-monyet ini, disarankan untuk membawa kacang atau makanan ringan lain sebelum memasuki kawasan Gunung Pusuk.
Sumber: wikimedia.org
Begitu sampai di Pelabuhan Bangsal, pengunjung akan disuguhi pemandangan indah laut lepas dengan lanskap tiga pulau dalam jangkauan pandangan mata, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Di sekitar pelabuhan ini, wisatawan disarankan menitipkan kendaraannya, baik mobil maupun motor (jika membawa kendaraan pribadi), sebelum menyeberang menuju Gili Trawangan. Tarif penitipan/parkir kendaraan berkisar Rp 2.000—3.000 selama 24 jam (September 2008).
Untuk menyeberang dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan, wisatawan dapat menggunakan kapal penumpang umum dengan waktu tempuh kira-kira 45 menit dengan tarif sekitar Rp 10.000. Kalau tak mau berdesakan dengan penumpang lain, wisatawan juga dapat menyewa kapal dengan tarif sekitar Rp. 259.000, sekali jalan. Sesampai di (pulau) Gili Trawangan, pengunjung akan disambut oleh Cidomo dan diantar menuju resort ataupun hotel untuk menginap. Jika tak mau mengeluarkan uang, pengunjung dapat berjalan menuju motel, hotel, maupun villa yang ingin dituju.

E. Harga Tiket

Wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan tidak dikenai biaya masuk, kecuali biaya akomodasi dan fasilitas, seperti penginapan, sewa sepeda gayung, sewa motor boat, sewa Cidomo, dan lain-lain.

F. Akomodasi dan  Fasilitas Lainnya

Di Pulau Trawangan telah tersedia ratusan rumah penginapan baik itu berupa hotel, motel, villa, maupun resort yang telah memenuhi standar pelayanan internasional. Berbagai jenis rumah penginapan ini menawarkan dan menyediakan beragam fasilitas, seperti kolam renang, toko suvenir dan cenderamata, toko obat, tempat penyewaan sepeda dan Cidomo, tempat voli pantai, pijat dan spa, kafe, bar, restauran, tempat laundry, peralatan olah raga air, money changer, Ruang TV Chanel Internasional, dan lain-lain.

Selain itu, bagi wisatawan yang memerlukan pemandu dalam kegiatan wisatanya, dapat menggunakan jasa seorang guide profesional untuk memandu aktivitasnya. Setelah selesai, turis cukup memberi tips yang pantas bagi pemandu tersebut.
Bagi wisatawan domestik yang membawa ponsel/telpon genggam, tidak perlu khawatir tak mendapatkan sinyal, karena di pulau ini telah berdiri tiga menara BTS (Base Tranceiver Stasion) sebagai perangkat menjembatani komunikasi pengguna jaringan ponsel menuju jaringan lain. Di pulau ini juga terdapat pembangkit listrik tenaga diesel yang ada di tengah pulau sebagai penyedia aliran listrik seluruh pulau.

No comments:

Post a Comment