Sunday, June 23, 2013

Taman Narmada

Taman Narmada terletak di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat atau sekitar 10 kilometer sebelah timur Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Taman yang luasnya sekitar 2 ha(hektar are) ini dibangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, Anak Agung Ngurah Karang Asem, sebagai tempat upacara Pakelem yang diselenggarakan setiap purnama kelima tahun Caka(Oktober-November). Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada saat musim kemarau.

Nama Narmada diambil dari Narmadanadi, anak Sungai Gangga yang sangat suci di India. Bagi umat Hindu, air merupakan suatu unsur suci yang memberi kehidupan kepada semua makhluk di dunia ini. Air yang memancar dari dalam tanah(mata air) diasosiasikan dengan tirta amerta(air keabadian) yang memancar dari Kensi Sweta Kamandalu. Dahulu kemungkinan nama Narmada digunakan untuk menamai nama mata air yang membentuk beberapa kolam dan sebuah sungai di tempat tersebut. Lama-kelamaan digunakan untuk menyebut pura dan keseluruhan kompleks Taman Narmada.
Taman Narmada yang sekarang ini adalah hasil pembangunan dan serangkaian perbaikan/pemugaran yang berlangsung dari waktu ke waktu. Sewaktu para petugas dari Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala bersama dengan para petugas Kantor Wilayah Depdikbud Nusa Tenggara Barat meneliti dan mengumpulkan data sebagai langkah awal pemugaran, mereka berpendapat bahwa pemugaran secara menyeluruh tidak mungkin dilakukan. Banyak bagian yang telah rusak terutama tebing-tebing kolam, taman, pagar maupun bangunan. Pada tahun 1980 sampai 1988 rekonstruksi Taman Narmada dapat diselesaikan.

Gili Trawangan, 'Surga'-nya Para Pelancong

Sumber: peataholidays.com

A. Selayang Pandang

Gili Trawangan merupakan satu dari tiga pulau yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat, selain Gili Meno, dan Gili Air. Dari ketiga pulau di sebelah barat laut Pulau Lombok ini, Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dan memiliki ketinggian lebih di atas permukaan air laut dibanding dua pulau lainnya. Gili menurut bahasa setempat berarti pulau.
Gili Trawangan mempunyai luas sekitar 360 hektar dengan panjang 3 km dan lebar 2 km. Pulau yang dihuni setidaknya 800 jiwa ini merupakan objek wisata bahari yang cukup terkenal hingga mancanegara. Tidak mengherankan jika setiap tahunnya, pulau ini dikunjungi oleh ribuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Sebelum menjadi tempat tujuan wisata, Gili Trawangan merupakan pulau sepi yang tak terlalu dikenal oleh masyarakat. Menurut cerita masyarakat setempat, pulau ini merupakan tempat pembuangan narapidana politik yang terlibat PKI (Partai Komunis Indonesia) pada masa Pemerintahan Orde Baru dan tempat pembuangan pemberontak Sasak yang berusaha melawan kekuasaan raja di daerah Lombok. Baru sekitar tahun 1970-an, pulau ini dikunjungi oleh para nelayan dari Bajau dan Bugis, suku perantau asal Sulawesi Selatan. Sejak saat itulah pulau ini dihuni oleh sebagian besar Suku Bajau, Bugis, dan sedikit suku Sasak.
Pada tahun 1974 hingga tahun 1976, beberapa masyarakat yang menghuni Gili Trawangan mulai menanam pohon Kelapa di kawasan sebelah timur dan utara pulau. Beberapa tahun setelahnya, perhatian pemerintah setempat terhadap kawasan Gili Trawangan mulai kelihatan. Puncaknya, pada bulan Maret 1990, Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan studi teknis yang dijalankan oleh Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Dari studi tadi, Pemerintah NTB menetapkan kebijakan tata ruang Pulau Trawangan sebagai kawasan sarana rekreasi bahari. Dengan kondisi lingkungan alami yang dipenuhi dengan jajaran pohon-pohon cemara, kelapa, akasia, dikelilingi hamparan pasir putih di pinggir pantai, dan dihiasi oleh keanekaragaman biota yang menyebar di karang lautnya, Gili Trawangan tentu menawarkan keindahan pesona alam bagi para wisatawan yang mengunjunginya.  

Sate Bulayak , Kuliner Khas Lombok Barat

Sumber: wikimedia.org
Salah satu makanan khas Sasak di Pulau Lombok yang begitu special bagi pemburu makanan kuliner adalah sate bulayak. Sate Bulayak di Lombok sebenarnya tak jauh beda dengan sate lain pada umumnya. Namun yang menjadikan sate bulayak berbeda dengan sate lainnya karena kekhasan bumbunya yang menggoda dan mengeluarkan bau sedap yang mengundang selera makan yang tinggi. Sate berbahan daging atau jeroan sapi itu dilumuri dengan bumbu khas Lombok. Pada saat makan sate khas ini biasanya diikuti oleh makanan khas lainnya menyerupai lontong yang agak bulat memanjang dikuliti daun kelapa agtau daun enau (nira) muda menjadikan rasanyapun semakin nikmat.
 Lontong dimaksud oleh masyarakat Sasak dinamakan Bulayak. Jadi, bulayak sebenarnya sejenis lontong dari bahan beras yang dibungkus dengan daun enau muda dan berbentuk seperti lontong, tapi agak lebih  panjang. Sementara bahan baku sate bulayak selain daging juga bisa jeroan sapi.

Profile Umum AKPAR Mataram

AKADEMI PARIWISATA 
MATARAM
Lembaga Keterampilan Pariwisata
Pertama dan Terpercaya


Pariwisata Industri Jasa Paling Maju Di Dunia
Pariwisata merupakan industri jasa yang mengalami perkembangan paling pesat di dunia terutama mulai paruh kedua abad ke-20 dan semakin maju awal abad ke-21 ini. Kemajuan tersebut terjadi karena pariwisata sebagai sektor multi flier effect mampu membangkitkan sektor lain untuk berjalan seiring dalam memberikan jasa pelayanan manusia. Pariwisata berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Intinya, pariwisata tidak akan pernah berhenti dan akan terus berkembang sejalan dengan tingkat perkembangan kebutuhan manusia. Untuk itu pariwisata telah membuktikan dirinya mampu menyerap tenaga kerja terbesar di seluruh dunia.

Saturday, June 22, 2013

Contoh Proposal On The Job Training (Tugas Penulisan KTA)

KTA atau Karya Tulis Akhir merupakan salah satu syarat seorang mahasiswa AKPAR menyelesaikan perkuliahannya dan telah dinyatakan lulus dalam kuliahnya di Akademi Pariwisata Mataram. Namun sebelum membuat atau menulis KTA perlu dilakukan penelitian masalah dalam masa on the job training di hotel tempat mahasiswa tersebut melakukan training. Dalam melakukan penelilitan tersebut tidak bisa langsung dilakukan , ada tahapan dimana mahasiswa tersebut membuat proposal untuk meminta persetujuan dari dosen pembimbingnya sebelum melakukan penelitian maka di buatlah proposal training untuk mengajukan permasalahan yang akan diteliti sebagaimana nanti hasil penelitian ini dijadikan materi Karya Tulis Akhirnya. Untuk semester 4 ini , kampus AKPAR memberikan mata kuliah Penulisan Laporan KTA yang dipimpin oleh bapak direktur AKPAR Dr. Halus Mandala. Mata kuliah ini dimaksudkan untuk membantu dan mempermudah mahasiswa dalam menulis KTA , maka dari itu Bapak Halus Mandala memberikan tugas pembuatan proposal on the job training ini. Berikut contoh proposal on the job training yang sudah saya buat:

Desa Adat Sade Lombok

Sumber: www.goindonesia.com
Pulau Lombok memang terkenal dengan keindahan pantai-pantainya yang tersebar di hampir seluruh penjuru pulau ini , namun di pulau ini tidak hanya terdapat paparan pantai yang indah saja tetapi ada juga keindahan gunung , beragam tempat bersejarah termasuk salah satunya desa tradisional khas Pulau Lombok. Ya , jika anda berkunjung ke Pulau Lombok sempatkanlah untuk mengunjungi desa tradisional yang ada di Lombok Tengah yaitu Desa Sade. Desa Sade merupakan desa tradisional yang dihuni oleh suku sasak , suka asli Pulau Lombok. Desa ini menjadi salah satu tujuan parawisata dan terkenal karna sampai saat ini masih memegang teguh budaya asli suku Sasak dan para wisatawan yang datang kesana dapat melihat langsung bagaimana kehidupan orang-orang yang ada disana termasuk di dalamnya membuat kerajinan khas pulau ini yaitu tenun Lombok. Dilihat dari bentuk bangunan , pakaian sampai kerajinan yang ada disana masih kental berbau tradisional suku Sasak Lombok , bangunan yang terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari jerami ini dipadu dengan lantai yang terbuat dari tanah liat atau semen. Uniknya lagi , para penduduk Desa Sade ini membersihkan atau mengepel lantai rumah mereka dengan kotoran sapi namun tidak sama sekali menimbulkan bau yang menyengat justru hal ini membuat lantai rumah mereka menjadi bersih dan suhu rumah mereka tidak pengap. 
Sumber: wisatapulaulombok.org

Di Desa Sade terdapat bangunan tradisional yang dibagi menjadi 3 bangunan yaitu yang pertama bangunan Bale Tani adalah salah satu jenis rumah adat Desa Sade. Pada bagian lantai yang pertama hanya terdapat sebuah tempat tidur serta sebuah almari untuk menyimpan pakaian dan barang-barang. Pada lantai yang kedua terdapat dapur dan juga tempat untuk melakukan persalinan. Bangunan adat yang kedua yaitu rumah Lumbung yang merupakan rumah untuk menyimpan padi hasil panen. Satu lumbung biasanya digunakan untuk 5 kepala keluarga. Lumbung memang sengaja diletakkan di atas bangunan rumah agar hasil panen yang disimpan di dalamnya terhindar dari bencana banjir serta serangan hama tikus. Uniknya, diantara kayu penyangga rumah lumbung ini terdapat piringan kecil dari kayu. Piringan ini berfungsi untuk menghalangi tikus masuk kedalam lumbung. Bangunan adat yang ketiga yakni Bale Kodong, bentuk rumah yang satu ini sungguh berbeda, ukurannya sangatlah kecil, tingginya pun kurang lebih seperti tinggi orang dewasa. Rumah ini biasanya digunakan bagi pengantin baru atau manula yang tinggal beserta cucu-cucunya. Jika Anda ingin mengetahui seputar informasi desa adat ini, di sana juga tersedia tourguide yang akan menjelaskan semua hal mengenai Desa Sade dan tarif yang dikenakan sesuai dengan keinginan Anda berapa akan memberikan tip untuk para tourguide atas jasa tournya. Desa Sade ini sangat mudah anda temui sebab letaknya berada di sisi jalan , sekitar 20 menit dari Bandara Udara Internasional Lombok menuju arah selatan. 

Sumber: Desa Sade di www.goindonesia.com

Budaya Presean di Pulau Lombok

Presean atau bertarung dengan rotan adalah budaya dari Suku Sasak yang unik. Pada awalnya Presean hanya dilakukan saat upacara adat yang selalu dilaksanakan pada bulan tujuh (kalender Sasak) untuk meminta hujan. Namun kini Presean kerap dilakukan pada perayaan hari kemerdekaan RI dan menjadi tontonan yang unik dan diminati wisatawan.
Presean ini dilakukan oleh dua orang lelaki Sasak yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan memakai perisai sebagai pelindung yang terbuat dari kulit kerbau tebal yang biasa disebut Ende. Pertarungan ini dipimpin oleh dua wasit. Yakni Pakembar Sedi yaitu wasit yang berada di pinggi lapangan dan Pakembar Tengaq, yaitu wasit

Sejarah Akademi Pariwisata Mataram

Sejalan dengan perkembangan kawasan wisata di NTB, maka tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja pariwisata kian meningkat. Dengan mempertimbangkan aspek potensi dan kearifan lokal serta rasa keterpanggilan pengurus yayasan untuk berperan aktif dalam mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja pariwisata, maka pada tahun 1986 pengurus yayasan bekerja sama dengan Yayasan Kertha Wisata Denpasar membentuk Yayasan Kertha Wisata Cabang Mataram mendirikan Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata Bali (P4B) Cabang Mataram di bawah izin Departemen Tenaga Kerja dengan membuka Program Vocational Training (Voctra), yaitu program 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun (sebagai cikal bakal dari Akademi Pariwisata Mataram sekarang).
Melihat kenyataan perkembangan Pariwisata NTB yang sangat prospektif dan kebutuhan tenaga kerja meningkat termasuk kebutuhan lulusan Diploma III, maka yayasan bertekad lebih berperan aktif dalam memajukan kepariwisataan di NTB melalui penyiapan sumber daya manusia (Human Resources) yang berupa tenaga terdidik profesional di bidang kepariwisataan. Untuk itu, melalui surat keputusan Yayasan Kertha Wisata cabang Mataram nomor: 001/YKW/M/I/1987 tanggal 04 Januari 1987 didirikan Akademi Perhotelan dan Pariwisata Mataram (APPM) secara resmi. Selanjutnya melalui surat permohonan pendirian APPM No. 007/YKW/M/2/1987 tanggal, 15 Februari 1987 disampaikan kepada Kopertis Wilayah VIII di Denpasar untuk memperoleh status terdaftar. Proses ini akhirnya menemui jalan buntu karena adanya Surat Keputusan Bersama Mendikbud dan Menparpostel yang menetapkan izin pendirian hanya 2 Akademi Pariwisata di Denpasar untuk wilayah Indonesia Timur. Atas saran Mendikbud melalui Kopertis Wilayah VIII, akhirnya status APPM dijadikan kelas filial dari Akademi Pariwisata Denpasar yang berada di bawah naungan Yayasan Kertha Wisata Denpasar.

Praktik Pengolahan Makanan Di Kampus Akademi Pariwisata Mataram

Pengolahan Makanan merupakan salah satu mata kuliah yang ada di Akademi Pariwisata Mataram , dengan dosen pengempunya yaitu Bapak Lalu Yulendra. Kali ini saya akan bercerita sedikit tentang praktik pengolahan makanan yang saya lakukan minggu lalu bersama kelompok paraktik saya di kitchen milik kampus AKPAR Mataram.

Praktik Housekeeping Mahasiswa Akpar Semester 4 Di Hotel Jayakarta Lombok

Praktik housekeeping yang dilaksanakan pada hari Selasa,18 Juni 2013 di Hotel Jayakarta kemarin di ikuti oleh beberapa mahasiswa akpar dari semester 4. Praktik ini dipimpin oleh dosen Housekeeping yaitu Bapak Murdana , dalam praktik kali ini kami diminta untuk menunjukkan cara making bed secara perseorangan sebagaimana materi making bed yang sudah dijelaskan pada semester sebelumnya. Making bed merupakan salah satu tugas seorang housekeeper ketika melakukan cleaning room selain stripping , dusting , vaccuming , restocking dan refreshing , maka dari itu praktik ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan penangkapan pengetahuan housekeeping khususnya dalam hal making bed seperti yang sudah dipaparkan oleh dosen pengempu mata kuliah housekeeping.
  
Sebelum melakukan proses making bed , perlu dipersiapkan benda-benda sebagai berikut : first sheet, second sheet, third sheet, blanket, bed cover, pillow, pillow case, bad pad. Semua benda tersebut dibutuhkan pada waktu proses making bed.